Kamis, 14 Februari 2013

Esplanade Theater at The Bay


Cukup letih kaki ini melangkah setelah berkeliling di Arab Street (Kampong Glam), naik BRT menuju ke Marina Bay sembari menyusuri Singapore River Side. Aku bersama 2 orang sahabatku Agung Bagus seorang drumer Jazz dan Al Hadi Hamrah seorang fotografer dari Singapore  menyusuri sudut-sudut kawasan Marina Bay.  Tidak henti-henti rasa decak kagum kawasan yang bersih, tertata dan indah ini, hingga aku tidak mau melewatkan sudut demi sudut spot untuk aku bidik dan membuang shutter count demi mendapatkan foto yang aku inginkan. Entah berapa shutter yang terbuang aku tidak peduli yang penting hasrat untuk mengabadikan tempat yang istimewa ini tersampaikan.

Masih di kawasan Marina Bay, setelah kami melakukan narsis ria di Merlion Park yang merupakaan Icon dari Singapura, kamipun melangkah menuju Esplanade.  Sebuah gedung yang sekilas mirip durian ini merupakan gedung seni di Singapura. Tidak perlu membandingkan dengan gedung kesenian yang kita miliki, yang rata-rata kurang terawat, dan senimannyapun tidak mendapatkan penghargaan seperti disini. Jangan salah jika Matah Ati juga pernah tampil disini dan mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat Singapura.

Aku melihat Al Hadi Hamrah tidak mengeluarkan kamera dari tasnya, mungkin karena dia sudah terlalu sering mengunjungi tempat ini sehingga tidak tertarik untuk memotret. Sementara Agung Bagus asik ngobrol denga Al Hadi yang juga menikmati tempat dan obrolan mereka. Dari top floor yang merupakan lantai paling atas terdapat taman dengan sudut yang agak gelap,  jarang fotografer membidik di spot ini. Aku mencoba untuk memotret kawasan Marina Bay dimalam hari dari sudut ini. Aktifitas dengan lalu lalang manusia-manusia yang terlihat ceria dan tanpa beban mengusik hati tuk bertanya, benarkah mereka tidak punya persoalan dalam kehidupan. Karena yang tampak adalah kebebasan finansial dan kehidupan kaum borjuis. Sempat berfikir juga apa kerja mereka dan berapa gaji yang mereka peroleh.

Mungkin ini adalah pikiran orang dari negara yang kaya tapi carut marut di pemerintahan sehingga pikiran melayang kemana-mana. Masih di top floor gedung Esplanade aku coba bidikan kameraku ke arah bawah dimana terdapat restoran out door dengan suasana yang indah dan romantis. Disekitar meja-meja yang penuh dengan orang-orang kaya menikmati makanan mahal, terdapat papan pengumuman  yang berisi jadwal pertunjukan seni. Terlihat dengan elok suatu aktifitas penasaran membaca isi pengumuman jadwal pentas yang akan dipertunjukan. Tanpa pikir panjang lagi aku bidikan kameraku kearah beberapa orang tersebut. Wow nice moment, dramatisir cahaya dan bayangan menambah elok suasana.

Beberapa jam kita di Esplanade kamipun berjalan turun dan meninggalkan gedung kesenian menuju ke hostel tempat kita menginap. Esplanade Theater at The Bay gedung seni yang luar biasa, kita sudah banyak SDM seniman,  hargailah mereka...














Jumat, 08 Februari 2013

Kopi Tahlil Pekalongan

Melintas di Kampung Arab Kota Pekalongan, mata ini tertarik dengan warung tenda pinggir jalan. Warung tenda yang biasanya menyajikan nasi angkringan, terdapat menu minuman spesial yaitu Kopi Tahlil. Tertarik dengan namanya yang aneh saya mencoba untuk singgah dan merasakan kopi tersebut. Beberapa saat saya berbincang dengan peracik Kopi Tahlil tentang asal muasal nama kopi yang unik ini.

Kopi Tahlil merupakan kopi yang awalnya dipakai untuk suguhan orang diacara tahlilan atau saat peringatan orang meninggal kalau orang Islam. Lambat laun kopi tahlil dijadikan bisnis kuliner di kota Pekalongan. Kopi ini bukan sembarang kopi, terdapat  bahan rempah-rempah yang di racik dan disedu dalam kopi. Diantaranya jahe, cengkeh, kayu manis, pandan, kapulaga, batang serai dan pala.

Cara pembuatannya pun sangat sederhana, semua bahan di keprek dan di hancurkan kemudian direbus selama dua jam, kemudian ditambah gula merah, baru disedu dan dicampurkan kedalam kopi bubuk. Ketika kita sruput terasa hangat di badan efek dari bahan rempah-rempah yang bekerja tadi. Sangat dirasakan sehabis minum kopi tahlil ini badan rasanya hangat, capek-capek dan pegal-pegal hilang dan stamina meningkat. Harga kopi Tahlil ini cukup murah hanya Rp.1.500,- kalau berselera enak juga ditambah dengan susu dengan harganya berkisar Rp. 2.500,- cukup murah bukan.

Bagi pecinta kuliner Kopi Tahlil ini sangat dianjurkan untuk di coba. Selamat mencoba.. syukur-syukur sembari kita nyruput kopi bersama teman-teman sambil Tahlilan, badan hangat dan mudah-mudahan mendapatkan pahala ... wassalam.. (Zen Shinoda)