Jumat, 14 Juli 2023

Perekrutan Fasilitator Daerah dan Fasilitator Desa Untuk Desa Tangguh Bencana Kabupaten Cilacap

 

Cilacap - Jawa Tengah.  Program Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat/ Indonesian Disaster Resilience Iniatives (IDRIP)  merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana alam terutama gempa bumi dan tsunami. Di Jawa Tengah lokasi Program Indonesian Disaster Resilience Iniatives (IDRIP) berada di  Kabupaten Cilacap. Kegiatan IDRIP pada saat ini tengah melaksanakan proses  rekrutmen Fasilitator Daerah dan Fasilitator Desa (Fasda dan Fasdes) untuk Desa Tangguh Bencana. Proses kegiatan rekrutmen Fasilitator Daerah (Fasda) dan Fasilitator Desa (Fasdes) baru saja selesai tanggal 11 Juli 2023 yang meliputi seleksi Administrasi, ujian Wawancara dan Micro Teaching yang di laksanakan di @Home Hotel Cilacap.


Tes Wawancara dan Micro Teaching Calon Fasilitator IDRIP Kab. Cilacap
Sumber : Dokumentasi Panitia

Jumlah peserta seleksi untuk Fasilitator Daerah (Fasda) sebanyak 8 orang untuk di ambil 2 orang yang nantinya akan bertugas di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, sedangkan jumlah seleksi Fasilitator Desa (Fasda) sebanyak 24 orang yang akan diambil 12 orang untuk mendampingi 6 desa lokasi IDRIP di Kabupaten Cilacap yang antara lain :  Tegal Kamulyan, Cilacap Sidakaya, Welahan Wetan , Sidayapayung Kulon dan Karangkadri. 

Adapun teknis pelaksanaan tes wawancara dilakukan secara online oleh tim penilai yang berasal dari unsur BPBD Kabupaten Cilacap dan Tim IDRIP dari Regional Manajemen Consultant II. Sedangkan hasil penilaian merupakan komulatif dari Tim Penilai yang secara Online masuk ke Server Rekrutmen Fasilitator BNPB, sehingga akuntabilitas terjaga. Untuk pengumuman seleksi masih menunggu dari server rekrutmen BNPB.

Peserta yang lolos sebagai Fasilitator Daerah akan melakukan Pelatihan Dasar di Bali, sedangkan untuk Fasilitator Desa akan di latih di Kabupaten Cilacap, sedangkan  calon Fasilitator Desa yang tidak lolos berkesampatan untuk tetap bergabung sebagai relawan program IDRIP di Kabupaten Cilacap. ZS

Senin, 26 Januari 2015

Shadow

A shadow is an area where light from a light source is obstructed by an object. It occupies all of the space behind an opaque object with light in front of it. The cross section of a shadow is a two-dimensional silhouette, or reverse projection of the object blocking the light. Sunlight causes many objects to have shadows at certain times of the day. The angle of the sun, its apparent height in the sky causes a change in the length of shadows. Low-angles create longer shadows. (Wikipedia)

Menurut saya memotret bayangan adalah suatu hal yang menarik. Beberapa eksperimen dalam pemotretan bayangan membuat karakter yang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari  sumber cahaya, waktu dan jenis object yang dibidik. Sumber cahaya dari lampu sanagat berbeda karakternya dengan sumber yang berasal dari sinar matahari. Sumber cahaya dari lampu bersifat tetap, panjang pendeknya bayangan tergantung pada jarak benda dengan sumber cahaya.  Demikian juga dengan cahaya matahari panjang pendeknya bayangan tergantung kepada waktu, setiap detik akan menghasilkan karakter bayangan yang berbeda pula.

Berikut ini hasil dari beberapa eksperimen dalam pemotretan bayangan dengan mengunakan kamera hp. (zen shinoda)














Kamis, 14 Februari 2013

Esplanade Theater at The Bay


Cukup letih kaki ini melangkah setelah berkeliling di Arab Street (Kampong Glam), naik BRT menuju ke Marina Bay sembari menyusuri Singapore River Side. Aku bersama 2 orang sahabatku Agung Bagus seorang drumer Jazz dan Al Hadi Hamrah seorang fotografer dari Singapore  menyusuri sudut-sudut kawasan Marina Bay.  Tidak henti-henti rasa decak kagum kawasan yang bersih, tertata dan indah ini, hingga aku tidak mau melewatkan sudut demi sudut spot untuk aku bidik dan membuang shutter count demi mendapatkan foto yang aku inginkan. Entah berapa shutter yang terbuang aku tidak peduli yang penting hasrat untuk mengabadikan tempat yang istimewa ini tersampaikan.

Masih di kawasan Marina Bay, setelah kami melakukan narsis ria di Merlion Park yang merupakaan Icon dari Singapura, kamipun melangkah menuju Esplanade.  Sebuah gedung yang sekilas mirip durian ini merupakan gedung seni di Singapura. Tidak perlu membandingkan dengan gedung kesenian yang kita miliki, yang rata-rata kurang terawat, dan senimannyapun tidak mendapatkan penghargaan seperti disini. Jangan salah jika Matah Ati juga pernah tampil disini dan mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat Singapura.

Aku melihat Al Hadi Hamrah tidak mengeluarkan kamera dari tasnya, mungkin karena dia sudah terlalu sering mengunjungi tempat ini sehingga tidak tertarik untuk memotret. Sementara Agung Bagus asik ngobrol denga Al Hadi yang juga menikmati tempat dan obrolan mereka. Dari top floor yang merupakan lantai paling atas terdapat taman dengan sudut yang agak gelap,  jarang fotografer membidik di spot ini. Aku mencoba untuk memotret kawasan Marina Bay dimalam hari dari sudut ini. Aktifitas dengan lalu lalang manusia-manusia yang terlihat ceria dan tanpa beban mengusik hati tuk bertanya, benarkah mereka tidak punya persoalan dalam kehidupan. Karena yang tampak adalah kebebasan finansial dan kehidupan kaum borjuis. Sempat berfikir juga apa kerja mereka dan berapa gaji yang mereka peroleh.

Mungkin ini adalah pikiran orang dari negara yang kaya tapi carut marut di pemerintahan sehingga pikiran melayang kemana-mana. Masih di top floor gedung Esplanade aku coba bidikan kameraku ke arah bawah dimana terdapat restoran out door dengan suasana yang indah dan romantis. Disekitar meja-meja yang penuh dengan orang-orang kaya menikmati makanan mahal, terdapat papan pengumuman  yang berisi jadwal pertunjukan seni. Terlihat dengan elok suatu aktifitas penasaran membaca isi pengumuman jadwal pentas yang akan dipertunjukan. Tanpa pikir panjang lagi aku bidikan kameraku kearah beberapa orang tersebut. Wow nice moment, dramatisir cahaya dan bayangan menambah elok suasana.

Beberapa jam kita di Esplanade kamipun berjalan turun dan meninggalkan gedung kesenian menuju ke hostel tempat kita menginap. Esplanade Theater at The Bay gedung seni yang luar biasa, kita sudah banyak SDM seniman,  hargailah mereka...














Jumat, 08 Februari 2013

Kopi Tahlil Pekalongan

Melintas di Kampung Arab Kota Pekalongan, mata ini tertarik dengan warung tenda pinggir jalan. Warung tenda yang biasanya menyajikan nasi angkringan, terdapat menu minuman spesial yaitu Kopi Tahlil. Tertarik dengan namanya yang aneh saya mencoba untuk singgah dan merasakan kopi tersebut. Beberapa saat saya berbincang dengan peracik Kopi Tahlil tentang asal muasal nama kopi yang unik ini.

Kopi Tahlil merupakan kopi yang awalnya dipakai untuk suguhan orang diacara tahlilan atau saat peringatan orang meninggal kalau orang Islam. Lambat laun kopi tahlil dijadikan bisnis kuliner di kota Pekalongan. Kopi ini bukan sembarang kopi, terdapat  bahan rempah-rempah yang di racik dan disedu dalam kopi. Diantaranya jahe, cengkeh, kayu manis, pandan, kapulaga, batang serai dan pala.

Cara pembuatannya pun sangat sederhana, semua bahan di keprek dan di hancurkan kemudian direbus selama dua jam, kemudian ditambah gula merah, baru disedu dan dicampurkan kedalam kopi bubuk. Ketika kita sruput terasa hangat di badan efek dari bahan rempah-rempah yang bekerja tadi. Sangat dirasakan sehabis minum kopi tahlil ini badan rasanya hangat, capek-capek dan pegal-pegal hilang dan stamina meningkat. Harga kopi Tahlil ini cukup murah hanya Rp.1.500,- kalau berselera enak juga ditambah dengan susu dengan harganya berkisar Rp. 2.500,- cukup murah bukan.

Bagi pecinta kuliner Kopi Tahlil ini sangat dianjurkan untuk di coba. Selamat mencoba.. syukur-syukur sembari kita nyruput kopi bersama teman-teman sambil Tahlilan, badan hangat dan mudah-mudahan mendapatkan pahala ... wassalam.. (Zen Shinoda)

Senin, 26 November 2012

Dunia Fotografi


Dunia fotografi benar-benar membuat saya lebih banyak melihat dari sudut yang berbeda. Bukan hanya sudut bidik subject untuk di foto saja, lebih dari itu, kita menghargai sudut kehidupan yang tidak dilihat oleh masyarakat umum. Orang awam sering menilai aneh  melihat seorang fotografer, ketika  mencari subject buruannya. Kadang mereka berada di sampah, di pasar, dipinggir sungai, di tempat yang kumuh di jalan dan dimana saja yang mungkin dalam keseharian masyarakat tidaklah begitu penting dan cantik untuk di potret, tapi begitulah dunia fotografi.

Pada umumnya masyarakat menilai hobby fotografi merupakan hobby yang sangat mahal, karena harus memiliki kamera canggih dengan harga mahal. Padahal dunia fotografi tidak harus memiliki gear yang canggih. Bagi yang mempunyai permasalahan dengan dana anggaran, untuk sekarang ini banyak kamera canggih dijual dengan harga sangat terjangkau, bahkan beberapa toko menawarkan program cicilan. Jadi yang paling penting itu adalah sebuah karya fotografi, bukan gearnya. Gear hanya merupakan alat, sedangkan karya dan konsep berada di kepala, yang kita bebas untuk berkretifitas.

Hal yang membuat saya lebih memahami foto sebenarnya setelah saya bergabung dengan RKF (Rumah Kayu Fotografi-Bandung), sebuah komunitas yang berisi orang-orang yang luar biasa dalam karya tapi bersahaja dalam sikap. Bukan hanya itu saja, seperti bak ilmu padi yang makin berisi makin merunduk. Komuitas yang berasal dari kota Bandung ini ternyata beranggotakan bukan hanya di Indonesia saja. Yang tinggal diluar negeri juga merasakan keakraban, kehangatan dalam kekeluargaan yang bersahaja.

Komunitas ini juga bukan ajang memamerkan gear, justru sebaliknya mereka memaksimalkan hasil karya cipta meski memakai kamera poket yang sederhana. Di samping itu juga ide kreatif pada saat eksekusi memotret dan mengasah instink dengan selalu mencoba dan mencoba diajarkan kepada membernya. Dengan konsep belajar tanpa menggurui atau pamer alat, komunitas ini diterima disemua kalangan. Pelajaran yang paling baik adalah seringnya mencoba dan mengeksplorasi konsep kreativitas. Sehingga dengan banyak mencoba akan menemukan sesuatu yang baru dan menemukan karakter dan konsep foto kita.  (Zen Shinoda)





Sabtu, 17 November 2012

Jazz Traffic Festival Semarang


Jazz Traffic Festival yang diselenggarakan oleh Djarum Super Mild Semarang ini merupakan Festival Jazz bersekala Internasional yang diselenggarakan di Balai Kota Semarang. Pada acara festival kali ini, sejumlah bintang jazz kenamaan berasal dari negeri Samba, gitaris Toninho Horta yang dijuluki Brasilian Jazz Ambassador akan berkolaborasi dengan Dwiki Dharmawan, musisi Indonesia.

Musisi lainnya yang juga ikut memeriahkan acara di antaranya penyanyi Sierra Soetedjo, Maliq D`essentials, gitaris jazz blues Donny Suhendra, Mr D and Tarraz Blues, New Season, Reunion, Pofferjes dan Komunitas Jazz Ngisoringin, serta Komunitas Jazz Lampung.

Kalau dahulu penikmat musik Jazz kebanyakan orang tua, tapi sekarang animo masyarakat muda Semarang sangat luar biasa. Generasi muda Jazz Indonesia dan komunitas-komunitas Jazz kita sangat berkembang. Salah satunya Komunitas Jazz Ngisor Ringin Semarang, nama komunitas ini yang tak asing lagi karena, karena biasanya mereka melakukan perfomance sebulan sikali di RRI Semarang. Sebelum di RRI mereka performance di Kalosi Kopi Sisingamangaraja.

Pada Jazz Traffic Festival kali ini terdapat 2 stage dengan tata lampu yang spektakuler. Acaranya yang dilaksanakan Sabtu, 17 November, di Halaman Balai Kota Semarang pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.30 WIB ini mendapat sambutan penonton yang luar biasa banyak. Kaum muda memenuhi halaman Balai Kota Semarang. Dengan tiket masuk sebesar Rp. 50.000,- rasanya sangat pantas dengan suguhan musik Jazz yang bersekala Internasional yang luar biasa.









All Photo by Zen Shinoda